Terkenal sebagai negara agraris, sejak dulu Indonesia memiliki tanah yang subur dan hasil pertanian serta perkebunan yang melimpah. Sejak masa Hindia Belanda, tebu menjadi sektor perkebunan yang tumbuh dengan pesat dibarengi dengan
produksi gula. Komoditas ini menjadi primadona bahkan selalu berada pada peringkat teratas dari sembilan komoditas ekspor lain. Namun, industri gula kini memiliki tantangan untuk meningkatkan produktivitas menghadapi perkembangan industri di tingkat domestik maupun global.
Menjawab tantangan bisnis pada industri gula serta menyongsong swasembada gula Indonesia, PT Kebon Agung, melalui unit produksinya Pabrik Gula (PG) Kebon Agung, terus melakukan inovasi salah satunya melalui pengembangan infrastruktur. Berlokasi di Kabupaten Malang, sebagai pabrik gula berkapasitas terbesar di Pulau Jawa, PG Kebon Agung
meningkatkan penggunaan energi terbarukan menjadi sebesar 95% melalui instalasi sistem PLTS berkapasitas 1 MWp yang berperan menjadi salah satu bauran energi terbarukan sebesar 3% dari total kebutuhan energi listrik PG Kebon Agung. Sebelumnya, PG Kebon Agung memanfaatkan ampas tebu untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBm) yang dikonversi menjadi energi listrik berkapasitas 12,5 MWp.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Basilio Dias Araujo, dan juga Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi M. M, pada hari Selasa, 20 September 2022 meresmikan teknologi sistem PLTS Atap 1 MWp milik PG Kebon Agung. Sistem PLTS ini telah menjadi wujud penerapan operasional bisnis yang berkelanjutan pada industri gula di Indonesia. Direktur Utama PT Kebon Agung, Bapak Didid Taurisianto menjelaskan bahwa, “Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di PG Kebon Agung merupakan bagian dari penerapan visi PT Kebon Agung, yaitu menjalankan aktivitas bisnis berwawasan lingkungan. Setelah memanfaatkan energi biomassa melalui ampas tebu, kami kembali memperkenalkan salah satu jenis energi bersih yakni energi surya sebagai salah satu sumber energi alternatif yang kami gunakan. Kami berharap ini dapat menjadi langkah inovasi yang mampu memberikan dampak positif dan berkelanjutan terhadap kegiatan operasional kami,” jelas Bapak Didid.
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia selain diperkenalkan sebagai upaya dalam mengurangi dampak perubahan iklim, juga merupakan salah satu upaya optimasi terhadap biaya operasional bisnis melalui inovasi teknologi energi. Keamanan, kemudahan dan kecepatan, serta manfaat yang didapat dari pembangunan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah mampu meyakinkan para pelaku bisnis bahwa instalasi PLTS dapat memberikan nilai tambah bagi Perusahaan. Sementara itu, Bapak Basilio Dias Araujo selaku Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang turut menghadiri Acara Peresmian PLTS PG Kebon Agung mengatakan, “Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mendorong PT PLN untuk menetapkan Green RUPTL atau Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik periode 2021- 2030 yang jauh lebih hijau dari RUPTL sebelumnya, dimana target presentase EBT dalam bauran energi dinaikkan menjadi 52% pada tahun 2030. Salah satu EBT yang diproyeksikan akan
mendominasi adalah sistem PLTS sebesar 11,5%,” ujar Bapak Basilio pada kesempatan tersebut.
Kehadiran EBT sebagai sumber energi pada operasional bisnis telah menjadi salah satu wujud adaptasi perusahaan terhadap kebutuhan pada masa mendatang. SUN Energy yang dipercaya menjadi pengembang sistem PLTS Atap di PG Kebon Agung ini menjelaskan bahwa dirinya terus memperkuat kolaborasi dengan para pelaku bisnis di berbagai sektor. Chief of Sales SUN Energy, Oky Gunawan, mengungkapkan “SUN Energy terus memperluas portofolio bisnis melalui instalasi PLTS di seluruh lini sektor bisnis. PLTS berkapasitas 1 MWp yang terpasang di Pabrik Gula terbesar di Pulau Jawa ini menambah sederet prestasi dan portofolio bisnis SUN Energy. Secara umum, kami berharap PLTS ini dapat menjadi referensi bagi industri gula lainnya, agar dapat memulai langkah hijau dengan memanfaatkan energi terbarukan. Secara khusus, kami juga mengharapkan portofolio ini dapat mengajak para pelaku industri lain di Malang untuk memanfaatkan energi surya yang mampu meningkatkan optimasi biaya operasional,” tutup Bapak Oky Gunawan pada acara Peresmian PLTS.
Foto 1 - Sistem PLTS Atap di PG Kebon Agung, Malang